X-Steel - Link Select 2

Pembimbing dan Peserta LKS 28-29 Februari 2020

Penutupan LKS di SMKN 29 Jakarta.

Pembimbing dan Peserta LKS 27-28 Februari 2019

Foto Bersama di SMKN 4 Jakarta.

Pembimbing LKS

Foto Bersama di SMKN 4 Jakarta.

Lomba LKS Elektronika Aplikasi 2015 @ Panasonic Gobel

Foto bersama juri dan peserta LKS dari SMKN 53 Jakarta.

Pengarahan dari juri LKS DKI 2015

Pengarahan yang diberikan oleh juri selama LKS berlangsung.

Prototype Design Project

Project yang dilakukan dengan merakit komponen yang ada menjadi contoh yang ada.

Fault Finding, Repair and measurement Project

Project untuk mencari kerusakan dan kesalahan serta melakukan pengukurannya.

Reverse Enginering Project

Project membuat sebuah skema dari sebuah peralatan elaktronika.

Pentingnya waktu sholat

Sholat Subuh, Dzuhur, dan Ashar.

Pentingnya waktu sholat

Sholat Magrib, Isya, dan Tahajud.

LKS 2016

Foto bersama pada LKS tahun 2016.

LKS 2018

Brefing sebelum lomba.

Saturday 29 September 2012

Transistor

P-N Junction.
P-N Junction
Junction (persambungan) adalah daerah tempat tipe-P dan tipe-N disambung. Dioda junction adalah nama lain untuk  kristal P-N. Pada gambar 1 di bawah ini ditunjukkan simbol dioda dan dioda junction tanpa bias tegangan. Sisi P mempunyai banyak hole dan sisi N banyak elektron pita konduksi .
     
  Gambar 1 . Simbol Dioda dan Junction Dioda
Lapisan pengosongan
Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan kosong (depletion layer). Di daerah tersebut terdapat keseimbangan antara hole dan elektron.Pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron, sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas.
Elektron pada sisi N  cenderung berdifusi ke segala arah, beberapa elektron berdifusi melewati junction. Setiap kali elektron berdifusi melalui juction akan menciptakan sepasang ion.Tanda positif berwarna merah  menandakan ion positif dan tanda negatif berwarna merah menandakan ion negatif.
Tiap pasang ion positif dan ion negatif pada gambar 2 disebut dipole. Penciptaan dipole berarti satu elektron pita konduksi dan satu hole telah dikeluarkan dari sirkulasi. Jika terbentuk sejumlah  dipole, daerah dekat junction dikosongkan dari muatan-muatan , daerah kosong ini  disebut dengan daerah /lapisan pengosongan yang lebarnya 0,5 µm.
Gambar 2. Dipole pada P-N Junction
Tegangan barrier ( rintangan )
Pembangkitan tegangan barrier bergantung pada suhu junction, suhu yang lebih tinggi menciptakan banyak pasangan elektron dan hole, sehingga aliran pembawa minoritas melewati juction bertambah. Pada suhu 25°C Potensial Barier pada dioda germanium (Ge)= 0,3 V dan dioda silikon (Si ) = 0,7 V.Potensial barrier tersebut berkurang 2,5 mV untuk setiap kenaikan 1 derajat Celcius.


Bias Pada P-N Junction.
BIAS PADA LAPISAN P-N
Forward bias pada lapisan P-N
Gambar ilustrasi di bawah menunjukkan sambungan PN.Terminal negatif sumber/batery dihubungkan dengan bahan tipe-N dan terminal positif dihubungkan dengan bahan tipe-P, atau tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N sehingga elektron dari sisi N akan bergerak untuk mengisi hole di sisi P. Kalau elektron mengisi hole disisi P, akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N. Kalau mengunakan terminologi arus listrik, dikatakan terjadi arus listrik dari sisi P ke sisi N. Bias ini disebut bias maju (foward ) 

Reverse bias pada lapisan P-N
Pada sambungan reverse bias terminal negatif sumber/battery dihubungkan dengan bahan tipe-P dan terminal positif dihubungkan dengan bahan tipe-N. Pada kondisi ini hole dan elektron bergerak menuju ke ujung-ujung kristal (menjauhi junction), dimana elektron akan meninggalkan ion positif dan hole akan meninggalkan ion negatif oleh sebab itu lapisan pengosongan akan bertambah lebar.Makin besar bias makin lebar pula lapisan pengosongan , oleh karena itu arus listrik sulit/tidak bisa mengalir dari sisi P ke N.Bias ini disebut bias balik (reverse )

 
Transistor Bipolar
Transistor Junction
Transistor merupakan dua dioda dengan dua persambungan ( bi junction ).Dilihat dari susunan materialnya ada dua jenis transistor, yaitu transistor PNP dan NPN. Ujung-ujung terminal transistor masing-masing disebut emitor, basis dan kolektor. Pada simbol transistor basis selalu berada di tengah di antara emitor dan kolektor. Transistor ini disebut transistor bipolar,  karena struktur dan prinsip kerjanya bergantung pada perpindahan elektron dari kutub negatif mengisi kekurangan elektron (hole) ke kutub positif.
Fungsi utama pembuatan transistor adalah sebagai penguat (amplifier). Karena sifatnya, transistor ini dapat digunakan dalam keperluan lain, misalnya sebagai suatu saklar elektronis.
Susunan fisik  transistor merupakan sambungan  dari bahan semikonduktor tipe P dan tipe N, seperti digambarkan pada gambar 1.
Gambar 1. Susunan fisik transistor
Gambar rangkaian pengganti transistor identik dengan dua buah dioda yang dipasang saling bertolak belakang seperti terlihat pada gambar 2.
 
Gambar 2. Rangkaian pengganti transistor
Ada dua macam jenis transistor, yaitu jenis PNP dan NPN yang simbolnya diperlihatkan pada gambar 3.
Gambar 3. Simbol transistor
Contoh bentuk-bentuk fisik transistor bipolar
Gambar 4 Bentuk-bentuk fisik transistor bipolar


Pembiasan pada Transistor NPN
Transistor bipolar memiliki dua junction yaitu junction Emitor – Basis dan Junction  Basis-Kolektor. Seperti pada dioda, arus listrik akan mengalir jika material P diberi bias positif, yaitu jika tegangan pada material P lebih positif dari material N. Pada gambar ilustrasi transistor NPN berikut ini, junction basis-emiter diberi bias positif (forward bias) sedangkan basis-kolektor mendapat bias negatif (reverse bias). 
Karena basis-emiter mendapat bias foward seperti pada dioda, elektron mengalir dari emiter menuju basis. Kolektor pada rangkaian ini lebih positif sebab mendapat tegangan positif. Karena kolektor ini lebih positif, aliran elektron bergerak menuju kutub + battery . Bila tidak ada kolektor, seluruh aliran elektron akan menuju basis, seperti pada dioda. Karena lebar basis yang sangat tipis, maka hanya sebagian kecil  elektron yang dapat bergabung dengan hole yang ada pada basis. Sebagian besar elektron  akan menembus lapisan basis menuju kolektor. Inilah alasannya mengapa jika dua dioda digabungkan tidak dapat menjadi  sebuah transistor.Persyaratannya adalah lebar basis harus sangat tipis sehingga dapat ditembus oleh elektron. 
Jika tegangan basis-emitor dibalik (reverse bias), tidak akan terjadi aliran elektron dari emitor menuju kolektor. Jika basis – emitor diberi bias maju (forward bias), maka elektron pada emitor akan mengalir menuju kolektor dan besarnya sebanding dengan besar arus bias basis yang diberikan. Dengan demikian ternyata, arus basis mengatur banyaknya elektron yang mengalir dari emitor menuju kolektor.  Ini  yang dinamakan efek penguatan transistor, karena arus basis yang kecil menghasilkan arus emitor-kolektor yang lebih besar. Istilah amplifier (penguatan) menjadi kurang tepat, karena dengan penjelasan tersebut sebenarnya yang terjadi bukan penguatan, melainkan arus yang lebih kecil mengontrol aliran arus yang lebih besar. Juga dapat dijelaskan bahwa basis mengatur,  membuka dan menutup aliran arus emiter-kolektor sehingga berfungsi sebagai saklar (switch on/off).
  


Pembiasan Pada Transistor PNP
Pada transistor PNP, fenomena yang sama dapat dijelaskan dengan memberikan bias seperti pada gambar berikut. Dalam hal ini yang disebut perpindahan arus adalah arus hole. Karena emitor-basis mendapat bias foward maka seperti pada dioda, hole mengalir dari emitor menuju basis. Kolektor pada rangkaian ini lebih negatif sebab mendapat tegangan negatif. Karena kolektor ini lebih negatif,  aliran hole bergerak menuju kutub negatif battery ini. Bila tidak ada kolektor, seluruh aliran hole akan menuju basis seperti pada dioda. Tetapi karena lebar basis yang sangat tipis, hanya sebagian kecil hole yang dapat bergabung dengan elektron yang ada pada basis. Sebagian besar akan menembus lapisan basis menuju kolektor. Inilah alasannya mengapa jika dua dioda digabungkan tidak dapat menjadi  sebuah transistor. Persyaratannya adalah lebar basis harus sangat tipis sehingga dapat dilalui oleh hole. 
 
   


Transformator ( Trafo )

Prinsip Kerja Transformator
Komponen Transformator (trafo)
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Bagian-Bagian Transformator

Contoh Transformator                    Lambang Transformator
Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.






Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:




Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu:
  1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
  2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
  1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
  2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
  3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Sehingga dapat dituliskan:

Penggunaan Transformator
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
Contoh cara menghitung jumlah lilitan sekunder:
Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt digunakan transformator step down. Jika jumlah lilitan primer transformator 1.100 lilitan, berapakah jumlah lilitan pada kumparan sekundernya ?
Penyelesaian:
Diketahui:   Vp = 220 V
                  Vs = 10 V
                  Np = 1100 lilitan

Ditanyakan: Ns = ........... ?

Jawab:
              

Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan

Sunday 2 September 2012

LINk

http://workshop8080.wordpress.com/