Media transmisi adalah lintasan fisik yang menghubungkan pemancar dan penerima. Melalui media transmisi ini, sinyal informasi yang ditransmisikan oleh pemancar dikirimkan ke penerima pada jarak yang jauh. Media transmisi dapat berupa media kawat, misalnya koaksial, dan serat optik, atau dapat juga tanpa kawat, misalnya melalui udara. Karakteristik dan kualitas transmisi sinyal informasi, sangat bergantung pada karakteristik dan kualitas dari sinyal itu sendiri dan juga dari media transmisi yang digunakan.
1. Media Transmisi Twisted Pair Twisted pair dibentuk dari dua kawat tembaga terlindung yang dipilin dengan pola spiral. Sejumlah pasangan kawat digabungkan dalam satu kabel. Panjang pilinan yang berbeda dapat mengurangi interferensi crosstalk antara pasangan kawat yang saling berdekatan di dalam kabel. Gambar Unshielded Twisted Pair (UTP) dan Shielded Twisted Pair (STP)
Dibandingkan koaksial dan serat optik, twisted pair merupakan jenis yang peling murah dan paling banyak digunakan, baik pada transmisi analog maupun digital. Kelemahannya adalah keterbatasan pada laju data dan jarak jangkaunya. Jenis kabel ini biasa digunakan pada jaringan telepon atau jaringan komunikasi di dalam gedung. Karakteristik transmisi jenis media Twisted pair ini dapat diuraikan sebagai berikut: Pemanfaatan untuk sinyal analog memerlukan amplifier setiap 5-6 km, sedangan untuk sinyal digital penguatan dibutuhkan setiap 2-3 km. Redaman sangat dipengaruhi oleh frekuensi, makin tinggi frekuensi yang digunakan makin besar redamannya. Rentan terhadap interferensi dan derau. Interferensi dapat dikurangi dengan menggunakan anyaman metalic sebagai pelindung. Kabel twisted Pair ada 2 jenis seperti tampak pada gambar diatas, yakni UTP dan STP. UTP rentan terhadap interferensi dari luar, biasanya digunakan untuk kabel telepon. STP interferensinya lebih sedikit dibandingkan UTP karena menggunakan anyaman metalik sebagai pelindung. Jenis ini memberikan kinerja yang lebih baik pada laju data yang tinggi, namun lebih mahal dan lebih sulit dikerjakan dibandingkan dengan UTP. Kabel UTP dibedakan menjadi beberapa kategori. UTP kategori 3 biasanya mempunyai panjang pilinan 7,5 sampai 10 cm. Karakteristik transmisi dapat mencapai 16 MHz, dimanfaatkan untuk transmisi suara (voice) di dalam gedung perkantoran. Laju data dapat mencapai 16 Mbps dalam jarak yang terbatas. UTP kategori 4 mempunyai spesifikasi karakterisik transmisi sampai 20 MHz. UTP kategori 5 mempunyai panjang pilinan yang lebih ketat, yakni 0,6 – 0,85 cm, untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik. Karakteristik transmisi dapat mencapai 100 MHz, dimanfaatkan untuk transmisi data di gedung2 baru. Laju data dapat mencapai 100 Mbps dalam jarak yang terbatas. UTP kategori 3 dan 5 biasanya digunakan pada LAN (Local Area Network). 2. Media Transmisi Kabel Koaksial Kabel koaksial terdiri dari 2 buah konduktor. Konduktor dalam terdiri dari kawat tunggal tembaga, sedangkan konduktor luar berupa anyaman metal. Kedua konduktor dipisahkan oleh material dielektrik, sedangkan lapisan terluar berupa selubung dengan struktur yang dapat menghalangi derau dari luar, dan mengurangi interferensi dan crosstalk. Dibandingkan dengan kabel twisted pair, kabel koaksial dapat beroperasi pada daerah frekuensi yang lebih luas dengan jarak jangkauan yang lebih jauh. Gambar Kabel Koaksial
Pemanfaatan kabel koaksial yang paling umum adalah pada TV kabel. Kabel ini juga digunakan pada jaringan telepon jarak jauh, dan dapat membawa 10.000 kanal suara sekaligus dengan menggunakan Frequency Division Multiplexing (FDM). Saat ini, kabel koaksial juga digunakan pada Ethernet LAN dan backbone pada PSTN. Berikut adalah karakteristik transmisi media ini: Digunakan baik untuk sinyal analog maupun digital. Dapat mendukung frekuensi dan laju data yang lebih tinggi dibandingkan kabel twisted pair. Kinerja dibatasi oleh adanya redaman, derau thermal dan derau intermodulasi. Untuk transmisi jarak jauh, diperlukan amplifier pada setiap beberapa km. Spektrum yang dapat digunakan untuk pensinyalan analog dapat sampai 500 MHz Untuk transmisi digital, diperlukan repeater pada setiap beberapa km. 3. Media Transmisi Serat Optik Serat optic adalah material fleksibel dan tipis, terbuat dari serat kaca murni, sehingga meskipun kabel mempunyai panjang sampai beratus-ratus meter, cahaya masih dapat dipancarkan dari ujung satu ke ujung lainnya. Helai serat kaca tersebut didesain sangat halus,ketebalannya kira-kira sama dengan tebal rambut manusia. Helai serat kaca dilapisi oleh 2 lapisan plastik (2 layers plastic coating) dengan melapisi serat kaca dengan plastik, akan didapatkan equivalen sebuah cermin disekitar serat kaca. Gambar Kabel Serat Optik Dan Proses Pemantulan Cahaya Di Dalamnya
Dari gambar diatas tampak bagian dari serat optic, yakni bagian terdalam (core) terdiri dari satu atau lebih serat yang sangat tipis dengan diameter 8-100 μm. kemudian bagian yang mengelilingi core, disebut cladding, terbuat dari lapisan plastik atau gelas dengan sifat optic yang berbeda dari core ,berfungsi untuk menjaga agar cahaya tidak keluar. Bagian terluar adalah jaket yang mengelilingi satu atau lebih cladding, terbuat dari bahan palstik atau lainnya. Bagian ini menjaga kabel dari kondisi lingkungan sekitar seperti kelembaban, abrasi, dan benturan. Kabel serat optic mempunyai keunggulan dalam hal: redaman sangat kecil, tahan terhadap derau, bandwidth yang sangat besar, sukar untuk di „tap‟ tanpa merusakkannya, tidak ada korosi, lebih ringkas dan ringan dibandingkan dengan kabel kawat. Sedangkan kelemahannya adalah: hanya bias dibengkokkan pada radius yang terbatas, di luar itu, cahaya tidak bisa smpai di ujung lainya, atau bahkan patah. Kabel serat optic juga sangat sulit untuk disambung, getaran mekanik dapat menimbulkan sinyal derau. Kabel fiber optik modern dapat membawa sinyal digital dengan jarak kurang lebih 60 mil (sekitar 100 Km). Pada jalur distribusi jarak jauh biasanya terdapat peralatan tambahan (equipment hut) setiap 40-60 mil,yang berfungsi pick-up equipment yang akan menampung, menguatkan sinyal, dan kemudian me- retransmit-kan sinyal ke equipment selanjutnya.
1. Media Transmisi Twisted Pair Twisted pair dibentuk dari dua kawat tembaga terlindung yang dipilin dengan pola spiral. Sejumlah pasangan kawat digabungkan dalam satu kabel. Panjang pilinan yang berbeda dapat mengurangi interferensi crosstalk antara pasangan kawat yang saling berdekatan di dalam kabel. Gambar Unshielded Twisted Pair (UTP) dan Shielded Twisted Pair (STP)
Dibandingkan koaksial dan serat optik, twisted pair merupakan jenis yang peling murah dan paling banyak digunakan, baik pada transmisi analog maupun digital. Kelemahannya adalah keterbatasan pada laju data dan jarak jangkaunya. Jenis kabel ini biasa digunakan pada jaringan telepon atau jaringan komunikasi di dalam gedung. Karakteristik transmisi jenis media Twisted pair ini dapat diuraikan sebagai berikut: Pemanfaatan untuk sinyal analog memerlukan amplifier setiap 5-6 km, sedangan untuk sinyal digital penguatan dibutuhkan setiap 2-3 km. Redaman sangat dipengaruhi oleh frekuensi, makin tinggi frekuensi yang digunakan makin besar redamannya. Rentan terhadap interferensi dan derau. Interferensi dapat dikurangi dengan menggunakan anyaman metalic sebagai pelindung. Kabel twisted Pair ada 2 jenis seperti tampak pada gambar diatas, yakni UTP dan STP. UTP rentan terhadap interferensi dari luar, biasanya digunakan untuk kabel telepon. STP interferensinya lebih sedikit dibandingkan UTP karena menggunakan anyaman metalik sebagai pelindung. Jenis ini memberikan kinerja yang lebih baik pada laju data yang tinggi, namun lebih mahal dan lebih sulit dikerjakan dibandingkan dengan UTP. Kabel UTP dibedakan menjadi beberapa kategori. UTP kategori 3 biasanya mempunyai panjang pilinan 7,5 sampai 10 cm. Karakteristik transmisi dapat mencapai 16 MHz, dimanfaatkan untuk transmisi suara (voice) di dalam gedung perkantoran. Laju data dapat mencapai 16 Mbps dalam jarak yang terbatas. UTP kategori 4 mempunyai spesifikasi karakterisik transmisi sampai 20 MHz. UTP kategori 5 mempunyai panjang pilinan yang lebih ketat, yakni 0,6 – 0,85 cm, untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik. Karakteristik transmisi dapat mencapai 100 MHz, dimanfaatkan untuk transmisi data di gedung2 baru. Laju data dapat mencapai 100 Mbps dalam jarak yang terbatas. UTP kategori 3 dan 5 biasanya digunakan pada LAN (Local Area Network). 2. Media Transmisi Kabel Koaksial Kabel koaksial terdiri dari 2 buah konduktor. Konduktor dalam terdiri dari kawat tunggal tembaga, sedangkan konduktor luar berupa anyaman metal. Kedua konduktor dipisahkan oleh material dielektrik, sedangkan lapisan terluar berupa selubung dengan struktur yang dapat menghalangi derau dari luar, dan mengurangi interferensi dan crosstalk. Dibandingkan dengan kabel twisted pair, kabel koaksial dapat beroperasi pada daerah frekuensi yang lebih luas dengan jarak jangkauan yang lebih jauh. Gambar Kabel Koaksial
Pemanfaatan kabel koaksial yang paling umum adalah pada TV kabel. Kabel ini juga digunakan pada jaringan telepon jarak jauh, dan dapat membawa 10.000 kanal suara sekaligus dengan menggunakan Frequency Division Multiplexing (FDM). Saat ini, kabel koaksial juga digunakan pada Ethernet LAN dan backbone pada PSTN. Berikut adalah karakteristik transmisi media ini: Digunakan baik untuk sinyal analog maupun digital. Dapat mendukung frekuensi dan laju data yang lebih tinggi dibandingkan kabel twisted pair. Kinerja dibatasi oleh adanya redaman, derau thermal dan derau intermodulasi. Untuk transmisi jarak jauh, diperlukan amplifier pada setiap beberapa km. Spektrum yang dapat digunakan untuk pensinyalan analog dapat sampai 500 MHz Untuk transmisi digital, diperlukan repeater pada setiap beberapa km. 3. Media Transmisi Serat Optik Serat optic adalah material fleksibel dan tipis, terbuat dari serat kaca murni, sehingga meskipun kabel mempunyai panjang sampai beratus-ratus meter, cahaya masih dapat dipancarkan dari ujung satu ke ujung lainnya. Helai serat kaca tersebut didesain sangat halus,ketebalannya kira-kira sama dengan tebal rambut manusia. Helai serat kaca dilapisi oleh 2 lapisan plastik (2 layers plastic coating) dengan melapisi serat kaca dengan plastik, akan didapatkan equivalen sebuah cermin disekitar serat kaca. Gambar Kabel Serat Optik Dan Proses Pemantulan Cahaya Di Dalamnya
Dari gambar diatas tampak bagian dari serat optic, yakni bagian terdalam (core) terdiri dari satu atau lebih serat yang sangat tipis dengan diameter 8-100 μm. kemudian bagian yang mengelilingi core, disebut cladding, terbuat dari lapisan plastik atau gelas dengan sifat optic yang berbeda dari core ,berfungsi untuk menjaga agar cahaya tidak keluar. Bagian terluar adalah jaket yang mengelilingi satu atau lebih cladding, terbuat dari bahan palstik atau lainnya. Bagian ini menjaga kabel dari kondisi lingkungan sekitar seperti kelembaban, abrasi, dan benturan. Kabel serat optic mempunyai keunggulan dalam hal: redaman sangat kecil, tahan terhadap derau, bandwidth yang sangat besar, sukar untuk di „tap‟ tanpa merusakkannya, tidak ada korosi, lebih ringkas dan ringan dibandingkan dengan kabel kawat. Sedangkan kelemahannya adalah: hanya bias dibengkokkan pada radius yang terbatas, di luar itu, cahaya tidak bisa smpai di ujung lainya, atau bahkan patah. Kabel serat optic juga sangat sulit untuk disambung, getaran mekanik dapat menimbulkan sinyal derau. Kabel fiber optik modern dapat membawa sinyal digital dengan jarak kurang lebih 60 mil (sekitar 100 Km). Pada jalur distribusi jarak jauh biasanya terdapat peralatan tambahan (equipment hut) setiap 40-60 mil,yang berfungsi pick-up equipment yang akan menampung, menguatkan sinyal, dan kemudian me- retransmit-kan sinyal ke equipment selanjutnya.