X-Steel - Link Select 2

Saturday, 9 April 2011

Anatomi Kabel

Anatomi Kabel

Sumber :
Majalah bulanan Audiopro edisi 04/th.VII/04 April 2006-04 Mei 2006


speaker EAW MK series untuk full range-nya & EAW 250z untuk sub-nya. Mixer-nya Allen & Heath GL 2200, LMS ( Loudspeaker management System ) – nya XTA 622. Power-nya ? Crest Audio Pro series Great!

SUARANYA KOK KASAR YA ?
“Mana mungkin kualitas suara dari sistem seperti itu tidak enak..” Apa yang harus saya perbaiki ? Karena itu salah satu speaker terbaik yang harganya juga tidak murah. Mereka menjawab, “ Coba saja anda dengar sendiri. Kami juga tidak tau apa yang salah. Hanya saja, kami merasa ada sesuatu yang tidak enak.” Setelah saya menyalakan CD dan mengeluarkan suaranya, saya herus percaya. Ada apa yg salah ? Mereknya ? pasti tidak! Untuk mencari sumber permasalahan suatu sistem instalasi saya tidak pernah lupa menengok ke belakang rak. Belakang raknya kebetulan sangat rapi tetapi kabel yang mrk gunakan ternyata tidak sesuai dengan suara yang seharusnya di hasilkan oleh speaker. Mengapa demikian ? karena masih banyak org yang masih belum paham betul mengenai kabel, bagaimana anatominya, bagaimana penggunaannya di lapangan, atau mungkin juga sering kali org menganggap sepele masalah kabel.

MENGAPA KABEL MENJADI BEGITU PENTING ?
Banyak org akan berkomentar, “Ah kabel, apa gunanya sih? Pakai saja yg murah, toh tetap keluar suara. Kalau alat kita bagus, buat apa harus beli kabel yg mahal lagi ? Saya beri catatan sedikit. Kabel berperan penting dalam menyalurkan sinyal audio dari alat ke alat tak ubahnya seperti pembuluh darah di dalam tubuh manusia. Ada org yang tampak sehat dari luar dan berpenampilan menarik, tetapi ternyata di dalam tubuhnya seluruh pembuluh darahnya tersumbat. Pasti tak lama lagi org itu akan mengalami serangan jantung. Karena sesuatu yang tidak seimbang, akan menghasilkan yang tidak benar pula. Begitu juga dengan sistem audio. System yang mahal, tidak akan menghasilkan performa audio yang semestinya bila tidak menggunakan kabel yang sesuai. Apakah itu ukurannya, jenisnya, bahkan hingga bagaimana cara org menyambungkannya ( menyoldernya ).

JENIS KABEL
Kabel untuk sistem audio tidak sesederhana yang kita pikirkan. Banyak jenis, ragam, dan penggunaannya. Untuk menyambungkan mikrofon saja, terdapat banyak jenis kabel. Sangat jarang orang yang menetahui dan mempelajarinya. Untuk itu, marilah kita bahas bersama perihal kabel-kabel ini.

KABEL MIKROFON
Kabel untuk mikrofon terdiri dari dua jenis. Begitu juga dengan kabel balance, yaitu kabel mikrofon standar terdiri atas tiga kabel, yaitu shield ( ground/pelindung ), kabel untuk kutub positif, dan kabel untuk kutub negatif. Sedangkan di dalam kabel mikrofon quad berisi lima kabel, yakni shield, dua kabel untuk kutub positif dan dua kabel kutub negatif.
Kabel mikcrofon standard dari canare, seperti L2-T2S,terdiri atad dua kabel dalam yang berwarna biru putih. Isi kedua kabel tersebut masing-masing terdiri dari 60 kawat tipis. Kedua kabel itu dibungkus dengan rajutan kawat yang cukup rapat, berfungsi menolak noise dari luar. Kabel tipe ini sangat fleksibel dan kuat. Lapisan plastik pembungkus luar kabel terbuatdari PVC ( Polivinyl Chlorida ). Demikian pula untuk pembungkus ke dua kabel bagian dalamnya.
Bagi yang baru belajar menyolder kabel, kabel ini cukub baik dan tahan panas. Sehingga, tidak perlu khawatir lapisan kabel tersebut meleleh karena terlalu lama menempalkan solderan. Tapi jika terlalu lama, tetap akan meleleh juga. Selain itu, kabel balance atau kabel mikrofon diberi tambahan benang – benang katun sebagai filter/ pengisi dan penguat kabel.. Kabel mikrofon quad dibuat untuk digunakan pada lingkungan yang cukup tinggi noise. Harga kabel ini lebih dari kabel mikrofon standar, tetapi memiliki daya tolak noise yang lebih besar saat kabel ditarik cukup panjang. Noise timbul sebagai akibat dari induksi di antara kabel positif dan kabel negatif itu sendiri. Oleh karena bentuknya yang yang quad, induksi tersebut dapat hilang dengan sendirinya. Ditambah lagi diameter kabel positif dan kabel negatif menjadi lebih besar. Kabel ini dapat kita manfaatkan untuk rentangan hingga mencapai panjang 100 m dengan hanya sedikit penuturan kualitas.
Untuk kabel mikrofon dalam bentuk kabel snake, bentuknya mirip dengan beberapa kabel mikrofon yang kita gabungkan dan diberi bungkus kembali. Kabel snake ada yang ditujukan untuk penggunaan mobile dan instalasi secara permanen. Perbedaan mendasar ke dua kabel itu sebagai berikut.

1.KABEL BALANCE UNTUK INSTALASI
Kabel balance untuk instalasi tidak berbeda jauh dari kabel mikrofon dalam bentuk, ukuran dan isi bagian dalamnya. Yang membedakannya hanyalah pembuat bungkus luar kabel yang lebih keras dan pelindungnya (sheilding) berupa aluminium foil. Pada kabel ini biasanya kabel untuk ground di buat tersendiri dalam bentuk kawat yang dililit. Mengapa digunakan aluminium foil? Jawabanya, kabel ditujukan untuk mampu menolak pengaruh gelombang magnetik dan gelombang radio hingga mencapai 100%. Sedangkan pada kabel mikrofon biasa hanya dijamin mencapai 94% saja.
Selain itu, agar kabel-kabel ini kuat menahan gaya tarik saat instalasi sedang berlangsung, ditambahkan serat-serat penguat seperti pada Canare L4-E6AT dan Canare L4-E5AT. Serat-serat penguat tersebut terbuat dari kevlar yang sanggup menahan gaya tarik yang cukup besar.
Kabel snake untuk instalasi mirip dengan kabel balance instalasi yang kita gabungkan. Perbedaannya dengan kabel snake untuk mobile hanya pada sheid-nya yang menggunakan aluminium foil, sedangkan pada kabel snake mobile menggunakan rajutan kawat.

2. KABEL UNBALANCE
Kabel ini sangat umum. Karena pada umumnya karena sebagian besar kabel hi-fi, kabel untuk radio, dan kabel untuk video berbentuk seperti ini yang kita sebut sebagai kabel coax. Hanya saja untuk sound, kabel jenis ini bagian tengahnya berupa serabut, bukanya solid seperti kabel untuk radio maupun video pada umumnya. Lalu pada pembungkus bagian tengahnya masih terdapat lapisan pembungkus bagian luar. Pembungkus yang terbuat dari bahan karbon itu berfungsi sebagai bahan pelindung yang bersifat konduktif. Sehingga saat kita menyoldernya harus berhati-hati agar dapat mengupas lapisan tipis tersebut.
Untuk apa kita harus membuangnya ? Alasannya, jika pelindung tipis berwarna hitam ini menyambung dengan tembaga pada bagian tengahnya, kabel yang kita solder akan mengalami gejala – gejala seperti konsleting. Kabel ini adalah kabel OFC dengan diameter 18 AWG ( American Wire Gauge ) Khusus untuk menyambungkan alat-alat unbalance. Kabel ini memiliki kapasitas dan tahanan yang rendah sehingga mampu meloloskan sinyal hingga 50 kHz. Sehingga, suara pic up gitar jadi jernih dan jelas walaupun kita menggunakan kabel unbalance dalam jarak yang cukup panjang. Kombinasi antara sheild tembaga dan lapisan karbon dapat melindungi kabel dari suara-suara noise microphonic ( noice yang sangat kecil ) yang tidak kita inginkan. Noise ini umumnya datang dari ampli instrument yang volumenya kita set besar.

3. KABEL BALANCE INTERKONEK
Kabel ini hanya merupakan bentuk penyederhanaan dari kabel mikrofon standar. Kabel ini hanya untuk tarikan jarak dekat dan tanpa beban tarikan yang cukup berat. Biasanya, kabel ini memiliki harga yang cukup murah, contohnya Belden 8760, Belden 8761 dan Canare L2-B2AT. Isi kabel juga tanpa dilengkapi dengan filter atau benang pengisi dan penguat kabel.

4. KABEL SPEAKER
Beberapa orang menganggap kabel speaker amat tidak penting. Diganti dengan kabel listrik, pasti juga menyala. Kabel speaker justru memiliki tahanan yang cukup besar sehingga bahan pembuatnya harus benar – benar tembaga murni. Karena arus mengalir pada kabel speaker adalah arus AC atau sama dengan listrik seperti pada colokan listrik kita. Hanya saja, arus yang mengalir di dalam kabel ini tidak konstan dan memiliki dinamika. Berbeda dengan speaker Toa atau ceilling speaker di supermarket yang menggunakan arus konstan sehingga bisa dikirim jauh tanpa distorsi.
Dari tabel dibawah ini, bisa dibaca berapa banyak pengurangan sinyal jika menarik kabel speaker Canare sepanjang yang kita inginkan. Kita juga tidak boleh melupakan apa yang akan terjadi kalau menarik kabel speaker dengan jarak yang panjang
Untuk memudahkan penghitungan, Canare telah membuatkan tabel yang kurang lebih dapat kita gunakan sebagai patokan ketika menarik kabel speaker. Tabel tersebut sebagai berikut.
Semua nilai dihitung berdasarkan asumsi output power amplifier pada 0,05 ohm. DF 20 adalah damping factor hanya untuk penggunaan pidato, sedangkan DF 50 adalah nilai yang dibutuhkan untuk musik dengan band lengkap. Jadi, damping faktor akan ditentukan oleh bentuk dan panjang kabel speaker.

MATERIAL PEMBUAT KABEL
Bahan – bahan penyusun kabel merupakan komponen penting yang membuat suara yang dihasilkan bisa berbeda satu sama lain. Bahan utama sebuah kabel adalah tembaga. Tapi umumnya tembaga yg tersedia tidak murni. Kesulitan yang akan timbul dari tembaga tak murni adalah, mudah teroksidasi jika mendapat kontak dengan udara.
Untuk menghindarinya, beberapa pabrik pembuat kabel memberi label OFC atau Oxygen Free Cable. Maknanya kabel itu memiliki pembungkus yang sangat baik sehingga oksigen tidak dapat masuk sampai ke bagian tengah kabel. Pernah melihat kabel speaker yang sudah berumur satu tahun dan berwarna hitam agak kehijauan, itulah tandanya oksigen dapat masuk ke bagian tengah kabel.
Untuk menghindari oksidasi, pabrik lainnya melapisi tembaga dengan seng. Namun suara yang dihasilkan sangat tajam dengan ton rendah yang kurang solid. Tapi anehnya, kabel seperti ini memperkuat sinyal secara keseluruhan. Sehingga, ketika kita membaca meter yg ada di mixer, sinyal bisa naik hampir 20 % dibandingkan dengan kabel tembaga murni. Contoh kabel mikrofon yang berlapis seng antara lain : Klotz Quad SQ422, Belden 8760, dan Belden 8761. Sedangkan untuk kabel speaker, Belden 8470. Mingkin ini hanya pengalaman saya saja di lapangan, tapi saya anjurkan para pembaca untuk mencobanya sendiri. Mengenai selera suara, saya serahkan kepada selera para pembaca masing-masing.

Mengapa kabel teroksidasi ?
Tanda-tanda kabel yang teroksidasi adalah berwarna kehitaman atau kecoklat-coklatan. Jika kabel sudah teroksidasi, suara yang dihasilkan akan buruk. Selain itu, oksidasi perlu diwaspadai karena kemampuan kontaknya menurun dan mengakibatkan arus yang melompat seperti konsleting. Hal itu terjadi karena bagian kontak dari kabel terlapisi oleh permukaan kabel yang telah teroksidasi sehingga seolah – olah kabel tidak menempel dengan benar.