Format surround sound.
Begitu pula saat kita sedang nonton film, perangkat home theater akan menghasilkan suara-suara sesuai dengan aslinya seolah kita berada di tengah-tengah film tersebut. Perangkat home theater berfungsimemproduksi kembali suara yang diterima dari sumbernya, sehingga suara yang dihasilkan akan sama dengan sumbernya. Bagaimana suara dari sebuah film diproduksi (direkam), kira-kira seperti itu pula suara yang akan dihasilkan oleh home theater. (Idealnya seperti itu). Suara-suara yang dihasilkan oleh perangkat home theater ini disebut surround sound, yang artinya "suara yang mengelilingi" kita.
Teknologi yang dipergunakan untuk menghasilkan suara surround ini diantaranya teknologi dari Dolby Labs, DTS (Digital Theater System)Inc, THX atau SRS. Masing-masing perusahaan tersebut memiliki teknik sendiri dalam menciptakan format surround sound.
Begitu pula saat kita sedang nonton film, perangkat home theater akan menghasilkan suara-suara sesuai dengan aslinya seolah kita berada di tengah-tengah film tersebut. Perangkat home theater berfungsimemproduksi kembali suara yang diterima dari sumbernya, sehingga suara yang dihasilkan akan sama dengan sumbernya. Bagaimana suara dari sebuah film diproduksi (direkam), kira-kira seperti itu pula suara yang akan dihasilkan oleh home theater. (Idealnya seperti itu). Suara-suara yang dihasilkan oleh perangkat home theater ini disebut surround sound, yang artinya "suara yang mengelilingi" kita.
Teknologi yang dipergunakan untuk menghasilkan suara surround ini diantaranya teknologi dari Dolby Labs, DTS (Digital Theater System)Inc, THX atau SRS. Masing-masing perusahaan tersebut memiliki teknik sendiri dalam menciptakan format surround sound.
(Note: SRS telah di akuisisi oleh DTS sejak july 2012)
Sekarang seperti kita lihat banyak format surround sound yang dipergunakan pada perangkat home theater. Sebagai contoh:
- Dolby® Pro Logic II®, format surround sound dari Dolby Labs.
- Dolby® Digital, dari Dolby Labs juga
- DTS-HD™, format surround sound dari DTS Inc.
dan lain-lain.
5.1 channel surround sound.
Jika sebuah home theater menggunakan format surround sound, misalkan format Dolby® Digital, ini berarti home theater tersebut memiliki kemampuan menterjemahkan (decoding) audio dari sebuah film yang dibuat dengan format Dolby® Digital juga. Untuk lebih jelasnya kita lihat ilustrasi berikut.
1-2. Sebuah film soundtrack-nya diproduksi menggunakan format Dolby Digital dengan 6 channel suara.
3-4. Film tersebut akan dikonversi dalam bentuk DVD. Soundtracknya perlu dilakukan pengkodean dahulu menggunakan Dolby Digital Encoder. Baru kemudian dimasukkan kedalam DVD.
5-6. DVD tersebut ingin kita tonton dengan perangkat home theater kita. Untuk dapat menikmati suara yang menggunakan format surround Dolby Digital yang ada pada DVD tersebut, home theater kita harus mampu mengkode ulang (decoding) format Dolby Digital. Ini berarti home theater kita harus memiliki Dolby Digital decoder dan 6 channel speaker yang terdiri dari:
- 5 channel full bandwidth dengan rentang frekuensi 3 Hz - 20 kHz (depan-kiri, depan-tengah, depan-kanan, surround belakang-kiri, surround belakang-kanan) dan
- 1 channel untuk subwoofer untuk menghasilkan efek frekuensi sangat rendah dengan rentang frekuensi 3 Hz - 120 Hz.
Karenanya format surround yang menggunakan konfigurasi 5.1 channel dinamakan 5.1 channel surround sound.
Format surround sound yang menggunakan konfigurasi 5.1 channel dalam pengkodean sinyal audionya selainDolby Digital, ada juga Dolby Pro Logic II dan DTS.
Format DTS dianggap lebih baik dari format Dolby Digital, karena kompressi audionya lebih sedikit dibanding Dolby Digital. Hasilnya, audio dari format DTS sedikit lebih akurat dibanding format Dolby Digital. Format Dolby Digital dan DTS terdapat pada banyak home theater saat ini. Sementara kebanyakan film DVD menggunakan format Dolby Digital.
Konfigurasi home theater 6.1 channel sama dengan 5.1 channel dengan tambahan 1 channel untuk speaker surround tengah belakang.
Format surround yang menggunakan 6.1 channel yaitu:
- Dolby Digital EX
- THX Surround EX
- DTS-ES
Kali ini Dolby Labs bekerja sama dengan THX untuk menciptakan format yang menggunakan 6.1 surround channel. Hasilnya didapat format Dolby Digital EX dan THX Surround EX. Ke dua format ini sama dengan 5.1 channel dengan penambahan 1 channel matrix untuk speaker surround belakang.
Begitu juga dengan DTS-ES, juga menggunakan 5.1 channel dengan penambahan 1 channel discrete untuk speaker surround belakang.
Berikut ilustrasi produksi dan re-produksi audio menggunakan konfigurasi 6.1 channel surround.
7.1 channel surround sound.
Pada konfigurasi home theater 7.1 channel terdapat penambahan 2 channel dibandingkan dengan konfigurasi 5.1 channel. Semua channel-nya adalah channel discrete, yang berarti masing-masing channel berbeda satu sama lain dan berdiri sendiri. Kedua channel tambahan tersebut adalah channel surround samping kiri dan surround samping kanan.
Kali ini Dolby Labs bekerja sama dengan DTS Inc, untuk menghasilkan format surround sound untuk konfigurasi 7.1 channel. Hasilnya didapat dua jenis format:
1. Lossless Surround Sound: Dolby TruHD dan DTS-HD™ Master Audio.
Semenjak adanya Blue Ray disc, kedua format di atas banyak digunakan. Karena Blue Ray disc memiliki kemampuan menyimpan informasi surround sound yang lebih banyak, hingga 50 Gb. (Bandingkan dengan DVD disc yang hanya mampu menyimpan data 4.7 Gb). Hasilnya jika sebuah film menggunakan format Dolby TruHD atau DTS-HD™ Master Audio, kita akan mendapatkan kualitas surround yang hampir sama dengan kualitas surround master film dari studionya.
2. Non Lossless Surround Sound: Dolby Digital Plus dan DTS-HD (High Resolution).
Jenis format yang ke dua ini sedikit lebih rendah dari yang pertama namun tetap lebih tinggi kualitasnya dibandingkan format dengan konfigurasi 6.1 atau 5.1 channel.
Home theater yang support format lossless 7.1 channel, juga support Non-Lossless (Dolby Digital Plus dan DTS-HD (High Resolution)).
...............................................................................................................................................................................................
Note:
- Discrete = channel yang berbeda dari yang lain dan berdiri sendiri.
- Matrix = channel yang menghasilkan suara berdasarkan informasi suara dari channel-channel yang lain. Gambarannya begini, jika channel 1-2-3-4-5 menghasilkan suara A-B-C-E-F, maka channel 6 akan menghasilkan suara D, karena tidak dihasilkan oleh ke lima channel sebelumnya.
- Sebuah home theater 5.1 channel, berarti home theater tersebut secara fisik memiliki 5 loadspeaker dan 1 subwoofer. Demikian juga dengan konfigurasi 6.1 channel dan 7.1 channel.
- Namun ada juga home theater memiliki konfigurasi virtual 7.1 channel, walau secara fisik memiliki 5.1 channel.
- Selain format surround sound yang disebutkan di atas, masih banyak format surround sound yang lain. Kelak kita rinci dengan detail.
- Masing-masing film dibuat dengan menggunakan format-format tertentu. Karenanya pada perangkat home theater kita temukan begitu banyak format surround sound yang disupport dengan tujuan dapat menghasilkan surround sound dari berbagai format film di pasaran.
Jenis Home Theater dan bagian-bagiannya
Perangkat yang biasa kita temukan dalam sistem home theater adalah:
1. Video Display. Perangkat penampil gambar sperti HDTV atau Proyektor.
2. A/V Receiver. Perangkat yang memilah, mengolah dan memperkuat sinyal audio yang kemudian dikirim ke masing-masing channel speaker.
3. A/V Sources. Sumber audio / video seperti CD - DVD - Blue Ray player, siaran TV Digital (Terrestrial, Satelit, TV kabel), ataupun internet.
4. Loadspeakers. Beberapa speaker dengan posisi tertentu
5. Subwoofer. Speaker khusus untuk frekuensi sangat rendah.
Namun istilah home theater cenderung mengacu pada perangkat pengolah suara saja yang bertujuan menghasilkan suara dengan format surround tertentu, seperti Dolby dan DTS (Digital Theater System). Karenanya kalau kita beli seperangkat home theater, yang kita dapatkan sejumlah speaker dan sebuah pengontrol. Jadi, sebuah perangkat home theater terdiri dari point 2 sampai 5 saja dari sistem home theater di atas, tanpa video display.
Home theater sebagai perangkat pengolah suara saja, terbagi dua, yaitu:
1. Home Theater In a Box (HTIB).
Ini maksudnya home theater yang sudah dirancang oleh produsennya untuk menghasilkan kualitas suara berdasarkan format surround sound tertentu dan jumlah speaker yang juga sudah ditentukan. Dengan kata lain ini merupakan jenis home theater yang sudah terpaket beserta fitur-fiturnya yang banyak dijual sekarang.
2. Custom Home theater.
Home theater yang dirancang dan dibangun sendiri sesuai selera. Ini diperlukan keahlian tersendiri untuk membangun sebuah home theater yang lengkap dan menghasilkan suara yang mendekati aslinya, dan yang pasti akan mengeluarkan biaya yang jauh lebih mahal.
Untuk tulisan ini kita focus pada jenis home theater HTIB saja. Karena tanpa harus memiliki keahlian dan uang yang banyak, kita sudah bisa mendapatkan perangkat home theater. Kitapun bisa bebas memilih mana yang sesuai dengan budget dan kualitas yang diinginkan.
Home Theater In a Box
Ini merupakan home theater yang dijual dalam satu paket. Banyak merk yang ditawarkan dengan fitur masing-masing. Home theater ini secara umum terdiri dari beberapa perangkat pendukung seperti gambar berikut.
Maksud kode angka 5.1 adalah bahwa home theater tersebut memiliki 5 speaker surround dan 1 speaker subwoover. Total memiliki 6 buah speaker yang masing-masing memiiliki fungsi sendiri. Ditambah 1 unit A/V Receiver.
a. Satellite speaker.
Karena posisinya diletakkan mengelilingi tempat duduk penonton, maka dinamakan juga speaker satelit. Berfungsi menghasilkan suara menurut arah datangnya suara tersebut. Letaknya ada di:
- depan-kiri (front left speaker) gb. no.1
- depan-kanan (front right speaker) gb no.2
- belakang-kiri (dinamakan surround left speaker) gb. no.5
- dan belakang-kanan (dinamakan surround right speaker) gb.no. 6
b. Center speaker.
Speaker yang diletakkan di depan-tengah diatas atau di bawah TV. Berfungsi menghasilkan suara dialog yang berasal dari titik tengah layar TV. Speaker ini dinamakan juga Sound bar yang berisi beberapa speaker dan diletakkan dengan posisi tertidur. (gb. no 4)
Speaker yang dikhususkan untuk menghasilkan suara sangat rendah. Bisa diletakkan dimana saja asal kelihatan asri. (gb. no. 3)
d. A/V Receiver.
Pada dasarnya unit ini berfungsi untuk:
- Memilah (switch) sumber audio / video yang diinginkan dari beberapa sumber audio /video.
- Mengolah (pre-amp & processing) sinyal audio untuk menghasilkan sinyal audio surround berdasarkan format surround yang sudah ditetapkan, seperti format Dolby Digital, Dolby Pro Logic atau DTS.
- Sinyal audio yang sudah diolah kemudian diteruskan ke penguat (amplifier) masing-masing channel yang akhirnya diteruskan ke masing-masing speaker dan subwoofer. Sedangkan sinyal video diteruskan ke HDTV.
Pada home theater paket (HTIB) unit ini begitu lengkap, tidak sekedar memilah-mengolah-menguatkan sinyal audio, tapi sudah terdapat berbagai macam fasilitas tambahan yang terintegrasi. Seperti:
- CD - DVD - Blue Ray Player.
- AM / FM Radio Tuner
- Wi-Fi Buit-in untuk koneksi internet
- Wireless speaker, untuk koneksi ke speaker surround belakang kanan-kiri (gb. no 5 dan no. 6) tanpa menggunakan kabel.
- Koneksi DLNA, Blue tooth
- Karaoke
dan berbagai macam fasilitas tambahan lain. Itu sekedar contoh saja, yang jelas fasilitas tersebut berbeda untuk setiap merk dan jenisnya.
Cara setup home theater
Kali ini kita coba bahas bagaimana cara setup home theater menurut para expert. Yang dimaksud di sini adalah cara penempatan speaker-speaker home theater kita. Sangat disayangkan kalau kita asal-asalan menempatkan posisi speaker-speaker tersebut, yang justru akan membuat kita merasa tidak nyaman akibatnya.
Berikut cara setup speaker untuk ke tiga jenis home theater.
A. Home theater 5.1 channel.
Ikuti ilustrasi dari gambar berikut.
Dari gambar di atas total terdapat 6 komponen speaker dari home theater 5.1 channel,
- Speaker 1. SW (subwoover).
Pada dasarnya subwoover bisa diletakkan dimana saja asal kabelnya cukup. Jika dekat ke dinding atau pojok ruangan, suaranya akan semakin nge-bass. Tips dari expert dalam mencari posisi yang pas untuk subwoover ini adalah coba tes home theater dengan nyetel musik favorit anda sambil memindah-mindahkan posisi subwoover sampai anda mendapatkan posisi yang pas. Untuk melakukan tips ini sebaiknya setelah semua speaker sudah pas di posisi masing-masing.
- Speaker 2. CTR (Center).
Center speaker diletakkan di bawah atau di atas TV, sejajar dengan titik tengah TV dan dihadapkan ke penonton. Jika berada di bawah TV, condongkan sedikit ke atas, jika berada di atas TV condongkan sedikit ke bawah agar mengarah tepat ke te telinga penonton.
- Speaker 3. FL (Front Left = kiri-depan) dan 4. FR (Front Right = kanan-depan).
Kedua speaker diletakkan di samping kanan dan kiri HDTV dan keduanya menghadap ke titik tengah dimana posisi anda duduk. Jarak dari titik tengah TV, masing-masing antara 22° - 30° derajat. Ketinggian kedua speaker (tweeter-nya) harus sejajar dengan telinga penonton.
- Speaker 5. SL (Surround Left) dan 6. SR (Surround Right).
Dua speaker yang berada di kanan-kiri (agak ke belakang) penonton dinamakan speaker surround. Diletakkan diantara sudut 90° - 110°. Ketinggiannya sama dengan front speaker (speaker 3 dan 4). Lebih baik jika sebelumnya anda membeli home theater dengan speaker surround yang wireless (tanpa kabel) dan ada pilihan untuk ditempel di dinding. Seperti gambar berikut.
B. Home theater 6.1 channel.
Untuk home theater 6.1 memiliki 7 speaker. Sama dengan home theater 5.1 channel (ada 6 speaker total) ditambah 1 speaker surround belakang seperti gambar berikut.
Cara penempatan speaker-speakernya sama dengan home theater 5.1, sedang speaker tambahan, yang dinamakan Center Surround speaker atau Surround Back, diletakkan tepat dibelakang tempat duduk penonton, saling berhadapan dengan center speaker depan dan ketinggiannya sama dengan speaker surround kanan (SR) atau kiri (SL), Seperti terlihat pada gambar di atas. Jika dekat dengan dinding sebaiknya tempelkan juga ke dinding.
Untuk home theater 7.1 memiliki total 8 speaker. Sama dengan home theater 5.1 channel (ada 6 speaker total) ditambah 2 speaker surround belakang seperti gambar berikut.
Ke dua speaker surround tambahan ini masing-masing ditempatkan dalam sudut 135° - 150° yang mengarah ke tempat duduk penonton dengan ketinggian sama dengan speaker surround kiri (SL) dan kanan (SR). Speaker tambahan sebelah kiri dinaman Surround back-left (SBL) dan sebelah kanan dinamakan Surround back-right (SBR). Juga sebaiknya ditempelkan ke dinding jika memungkinkan. Sekian.
Note:
- Cara penempatan speaker-speaker anda. tidak harus mutlak sama persis dengan cara penempatan speaker-speaker di atas. Beda-beda sedikit tidak mengapa apalgi jika ruangan yang anda miliki tidak memungkin. Apalagi kebanyakan home theater saat ini dilengkapi program auto calibration, sehingga penempatan speaker yang sedikit melenceng akan dikompensasi dengan adanya program auto kalibrasi ini. Kelak kita bahas lain kesempatan.